2009/06/19

Unas Vs Lulus


LULUS, satu kata yang sangat dinanti bagi setiap siswa yang telah melewati masa sulit karena Ujian Nasional (Unas). Begitu juga dengan kelulusan SMA yang telah disampaikan di hampir semua SMA dan sederajatnya. Tak semua siswa SMA mendapatkan pengumuman kelulusan di sekolahnya.

Masih ada kasus yang menyeret siswa untuk bersabar menanti pengumuman. Mulai dari pemberitaan yang menyiarkan bahwa terdapat sekolah di Kabupaten Malang yang menunda pengumuman karena terdapat puluhan siswa mendapat nilai kosong, yang tentunya membuat harap-harap cemas orangtua dan murid itu sendiri.

Kontroversi diperkirakan karena ada nilai-nilai di bawah empat sehingga hasil pengumuman tidak dikeluarkan. Ada kemungkinan lain, yaitu salah kunci jawaban saat pemindaian lembar jawaban soal.

Pada tahun ajaran 2008/2009 ini, hasil Unas di Jawa Timur mengalami penurunan. Tentunya kembali pada faktor individual masing-masing siswa, dalam hal ini yang dimaksud adalah persiapan, antara satu siswa dengan lainnya pasti berbeda. Persiapan yang dilakukan sangat berpengaruh pada kesiapan mereka ketika Unas.

Selain faktor individu, faktor eksternal individu, yaitu dari lingkungan sekitar siswa. Misal, dari pihak sekolah, guru, dan orang tua. Pihak sekolah tentu telah menyiapkan serangkaian latihan-latihan soal yang harus dikerjakan dan dikuasai oleh siswa dalam rangka mencapai indikator keberhasilan yang akan diujikan melalui Unas.

Guru juga pasti memotivasi anak didiknya semaksimal mungkin agar mereka semua lulus, apalagi dengan hasil yang memuaskan. Begitu pula peran orang tua. Pasti tiap orang tua akan mendorong anak-anaknya untuk belajar tekun demi melewati Unas dan bisa lulus dengan baik.

Unas memang selama ini menjadi kontroversi di antara pakar pendidikan. Unas dianggap tidak mampu memetakan kemampuan siswa sebenarnya. Proses pendidikan yang dilakukan siswa selama 3 tahun tidak bisa hanya dinilai dalam 3 hari atau paling lama dalam seminggu.

Banyak siswa melakukan jalan pintas yang dekat dengan kecurangan dalam proses pengukuran kompetensi melalui Unas. Misalnya, satu sekolah yang harus mengulang mengikuti Unas karena ratusan siswanya tidak lulus.

Setelah ditelusuri penyebab tidak lulus ini adalah karena mereka mengisi lembar jawaban berdasarkan jawaban yang disebarkan melalui SMS. Padahal, tentu saja, tidak ada yang meyakini apa memang SMS yang dikirimkan kepada mereka merupakan SMS yang tidak menyesatkan.

Kesemuanya ini semoga bisa menjadi bahan evaluasi bagi kita, utamanya bagi siswa
yang masih akan menghadapi Unas di tahun yang akan datang bisa melakukan persiapan
yang lebih baik untuk menghadapi Unas selanjutnya.

Oleh Ella Lalfakhiroh
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Negeri Malang

Di kutip dari Harian Surya online – Rabu, 17 Juni 09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar