2009/06/19

Sarjana Syarat Mencari Kerja


Seyogianya, kuliah di manapun tidak menjadi masalah. Sebenarnya yang menjadikan kita sukses bukan hanya label perguruan tinggi, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana usaha kita untuk menjadi sukses. Coba Anda hitung, berapa banyak mahasiswa di perguruan tinggi favorit yang sukses.

SNMPTN mulai buka pendafaran dari 15 s/d 26 Juni 2009. Tentunya berbondong-bondong pendaftar menyerbu loket pendaftaran. Keinginan untuk mengikuti SNMPTN benar-benar menjadi jalur favorit para siswa SMA, yang ingin melanjutkan studi di PTN setelah jalur PMDK yang mereka tempuh.

Lanjut studi di perguruan tinggi, khususnya di PTN, menjadi cita-cita para pelajar lulusan SMA sejak dulu hingga sekarang. Siapa yang tidak berbangga diri, ketika dirinya diterima diperguruan yang berlabel internasional, apalagi masuk PTNternama di Indonesia dan menjadi urutan perguruan terbaik di dunia, tapi tidak memandang apakah dia akan memiliki dalil internasional pula.

Ijazah SMA rasanya tidak ada artinya kalau tidak menambah ijasah minimal Strata-1. Apalagi sekarang, sarjana syarat utama untuk melamar pekerjaan. Tidak jarang ketika para lulusan SMA banyak yang merangkap jalur masuk perguruan tinggi.

Semisal kemarin ikut jalur PMDK, sebagai umpan kedua mereka juga mendaftar SNMPTN, atau bahkan mendaftar jalur regular yang biayanya cukup lebih mahal dibanding jalur PMDK dan SNMPTN.

Ketika pengumuman kelulusan binggung ketika penguruan tinggi yang dipilih pertama tidak diterima, tetapi pilihan perguruan tinggi kesekian kali yang diterima. Akhirnya, keterpaksaan masuk perguruan tinggi pun dilakukan.

Ada yang masuk perguruan tinggi negeri tetapi pilihan jurusannya tidak sesuai, ada yang kampusnya tidak sesuai, ada yang terpaksa masuk di PTS karena tidak lulus tes seleksi di jalur apapun di PTN.

Akhirnya, ungkapan “Saya sebenarnya salah alamat untuk kuliah di sini.” sering dilontarkan mereka sebagai wujud penyesalan ketika ditanyai teman kuliahnya. Penyesalan inilah yang sering terjadi.

Kuliah tidak serius lagi. Pada akhirnya ini berimplikasi pada kelulusannya yang lebih parah tidak sesuai harapan. Sebenarnya, sarjana sebagai syarat melamar kerja, tetapi sarjana sebagai syarat menjadi penganguran.

Sadar atau tidak, bahwa kemampuan mereka terbatas. Seyogianya, kuliah di manapun tidak menjadi masalah. Sebenarnya yang menjadikan kita sukses bukan hanya label perguruan tinggi, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana usaha kita untuk menjadi sukses.

Coba Anda hitung, berapa banyak mahasiswa di perguruan tinggi favorit yang sukses. Berapa persen jumlah mahasiswa sekarang ini, dan bandingkan jumlah mahasiswa yang suskes?

Mungkin kita tidak pernah menyadari atau mungkin tidak pernah mengukur seberapa besar kemampuan kita untuk meraih sesuatu. Hingga cita-cita yang kita inginkan tidak tahu. Apakah kita akan mampu meraihnya dengan segelintir kekuatan yang kita punyai saat ini?

Silakan saja Anda mencoba. Asalkan usaha Anda juga maksimal. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Walhasil, ketika kita sukses menjadi sarjana terbaik, tentu, pekerjaan tidak perlu kita cari, tetapi pekerjaan yang mencari kita.

Oleh Bayu Tara Wijaya
Mahasiswa UIN-Malang


Di kutip dari Harian Surya online – Rabu, 17 Juni 09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar