2009/06/19

Sambut Hari Ibu, SHS Ajari Wartawati Memasak


MELIPUT lalu menuliskannya jadi berita ibarat menu sehari-hari bagi wartawati. Namun memasak mungkin tidak, terutama bagi yang masih lajang, karena sibuk atau enggan. Banyak yang memilih makan di luar rumah dari pada memasak dengan alasan tak sempat atau capek.

Menyadari keadaan demikian, Surabaya Hotel School (SHS) menggelar cooking class (belajar memasak) bagi wartawati di Surabaya yang diikuti sekitar 10 orang dari berbagai media di dapur sekolah itu.

Direktur Eksekutif Surabaya Hotel School, Bagus Supomo, mengatakan kegiatan ini pertama kali digelar yang bertepatan dengan peringatan Hari Ibu. Bila para wartawati menghendaki, bisa dilaksanakan lagi. Ia ingin kegiatan ini berlangsung dengan cara menyenangkan.

Bagus mengajak wartawati untuk tak hanya memburu berita dan dikejar deadline, namun juga menikmati aktivitas lain yang bermanfaat bagi sehari-hari yaitu memasak. Jika bisa memasak, selain puas dengan hasil olahan sendiri, juga bisa menyenangkan keluarga.

“Orang mungkin tak selamanya jadi wartawati. Siapa tahu alih profesi yang berkaitan dengan makanan. Kalaupun tidak alih profesi, punya keahlian memasak bisa jadi selingan,” ujarnya.

Cooking class itu dipandu dengan telaten oleh tiga instruktur SHS yaitu Isdiyanto Chef Hotel Inna Simpang, Supriyadi Chef Hotel Sahid dan Dibyo Chef Hotel Majapahit. Menu yang diajarkan adalah membuat omelette (telur dadar dengan beberapa macam isi), mayonnaise, sandwich, hotdog, burger dan spaghetti.

Sebenarnya tak sulit bagi mereka yang biasa memasak, namun berbeda bagi wartawati yang lebih gesit meliput dan mengetik berita. Ada yang salah cara memegang dan mengiris paprika, bawang Bombay, atau kagok mengocok telur misalnya.

“Maklum biasanya pegang bolpen dan komputer,” komentar salah satu chef memaklumi yang disahut tawa para peserta lain.

“Ternyata memasak itu nggak gampang ya. Capek. Kalau tinggal makan, enak. Mending disuruh cari berita dan ngetik,” ujar seorang peserta sambil mengelap tangan dengan celemek.

Bagus memberi semangat para peserta dan ikut memantau kegiatan. Sesekali ia mencicipi hasil olahan. “Sudah enak, cuma kurang garam sedikit,” hiburnya.(lia/red)


Surabaya, Minggu, 21/12/2008, natalia trijaji-jawakini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar